Bagai makan buah Simalakama…
Begitu pepatah yang dikatakan orang untuk melukiskan tindakan serba salah.
Ketika saya libur kerja gara-gara sakit kemaren, saya melihat acara anak-anak Laptop Si Unyil di Trans 7 yang membahas tentang buah Simalakama yang baru saya ketahui ternyata sama dengan buah Mahkota Dewa. Pohonnya ada di depan rumah (foto sebelah) dan berbuah cukup banyak tapi tidak dimanfaatkan. Biasanya saya berikan ke tamu yang datang apabila mereka berminat.
Dari sana saya tertarik mencari tahu lebih jauh.
Dengan bantuan Google Search, saya menemukan artikel di Wikipedia berbahasa Indonesia mengenai Mahkota Dewa ini.
Mahkota Dewa yang bernama latin Phaleria Macrocalpa ternyata salah satu tanaman obat yang berasal dari Papua (Pulau Irian Jaya). Mengandung beberapa zat aktif yang bermanfaat sebagai:
- Anti bakteri dan anti virus, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangu kadar gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah.
- Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung, mengandung anti inflamasi (anti radang), berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit.
- Berfungsi juga sebagai anti histamin.
Selain itu pohon Mahkota Dewa juga cocok sebagai pohon peneduh dan mempercantik halaman dengan buahnya yang berwarna hijau ketika muda dan merah menyala ketika tua. Mahkota Dewa juga dikenal dengan nama Makuto Rojo, Makuto Ratu, Obat Dewa, Pau (obat pusaka), Crown of God.
Trus dengan fungsi/khasiat yang sebanyak itu, mengapa dikatakan buah simalakama pada pepatah diatas???
Mungkin dikarenakan bijinya yang beracun, bisa meracuni tubuh kita apabila termakan atau kesalahan dalam proses pengolahan. Daging buahnya aman dimakan, tetapi biasanya juga tidak dimakan langsung… harus melalui beberapa proses terlebih dahulu.
postingan yang menarik, ternyata karena itu buah simalakama menjadi pepatah yang dipakai sepanjang masa. Kalau ada pengolahan sampai semuanya bisa dimakan mungkin pepatah itu nggak berlaku lagi heheheh.
BalasHapusMampir di blog saya ya, ditunggu
susah juga makannya, milih jeruk aja deh .... ^_^
BalasHapustrnyt km blogger jg tho... ramein milist kita jg dong.
ternyata daun buah dewa bisa dibuat daun teh. sptnya bisa dijadikan peluang bisnis
BalasHapussenang bisa menginspirasi...
BalasHapus